Minggu, 24 Februari 2019

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH SOLVE CREATE SHARE (SSCS) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMAN 1 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN Wahyuni Gusti Putri, Melisa, Audra Pramitha Muslim Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat Wahyunigustiputri07@gmail.com ABSTRAK This research is motivated by low mathematics learning outcomes, students are ashamed to ask questions and are afraid to issue opinions about material that is not understood. The application of the SSCS learning model (search solve create share) to the mathematics learning outcomes of class XI of SMAN 1 Lengayang in Pesisir Selatan Regency, thesis, mathematics study program STKIP PGRI West Sumatera, Padang, 2018. The purpose of this study is to find out whether students' mathematics learning outcomes by applying SSC learning models better than students' mathematics learning outcomes without using SSCS learning models in class XI students of SMAN 1 Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan. This type of research is experimental research with randomized research designs on objects. the population of this study were all students of class XI of SMAN 1 Lengayang in Pesisir Selatan Regency in the 2018/2019 school year consisting of 3 classes. The sampling technique was purposive sampled, selected class XI IPA 2 as the experimental class and class XI IPA 3 as the control class. The instrument used was a final test in the form of an essay test with r11 = 0.713. Based on the final test obtained, the two sample classes are not normally distributed and homogeneous. Test statistics used to test hypotheses are the one-sided Mann-Disney test, so that the results of the research hypothesis are obtained and, because Ho is rejected. thus, the accepted hypothesis is that students 'mathematics learning outcomes by applying the SSCS learning model (search solve create share) are better than students' mathematics learning outcomes without using the SSCS model in the 11th grade students of SMAN 1 Lengayang Pesisir Selatan Regency. Keywords : Search Solve Create Share (SSCS), Outcomes Of Mathematics PENDAHULUAN Hasil belajar adalah suatu yang diperoleh siswa setelah melakukan belajar dan menjadi tolak ukur untuk mementukan tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai materi pelajaran. Guru dituntut untuk kreatif dalam memberikan materi kepada siswa dan mampu memilih metode yang dapat membuat siswa aktif dan termotivasi dalam proses belajar mengajar. Hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 3 Januari 2017 di kelas X SMAN 1 Lengayang, diketahui bahwa sekolah sudah menggunakan kurikulum 2013 yang lebih 1 menuntut partisipasi siswa dalam proses pembelajaran siswa dalam proses pembelajaran. Kenyataan yang ditemukan disekolah, beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran matematika, siswa kurang aktif dalam pembelajaran matematika dan malu bertanya dan takut mengeluarkan pendapat tentang materi yang kurang dipahami. Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran matematika di kelas X SMAN 1 Lengayang, diperoleh informasi bahwa guru telah berusaha membuat siswa aktif bertanya dalam proses pembelajaran, namun kenyataannya siswa hanya menerima dan mencatat apa yang dituliskan guru di papan tulis saja tanpa mau menanyakan materi yang belum dimengerti, sehingga sebagian siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal latihan yang berbeda dari contoh soal yang diberikan oleh guru. Informasi yang diperoleh dari hasil wawancara dengan beberapa siswa yaitu kebanyakan siswa mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran matematika, siswa mengganggap matematika merupakan pelajaran yang sulit karena banyak rumus yang harus dihafal. Permasalahan tersebut mengakibatkan hasil belajar siswa rendah. Untuk mengatasi permasalahan diperlukan model pembelajaran yang tepat sehingga siswa terlibat aktif dalam belajar dan berkomunikasi dengan temannya. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan di kelas X SMAN 1 Lengayang adalah melalui model Search, Solve, Create, Share (SSCS). Menurut Risnawati (2008: 58) Model pembelajaran Search Solve Create Share (SSCS) adalah model yang sederhana dan praktis untuk diterapkan dalam pembelajaran karena dapat melibatkan siswa secara aktif dalam setiap tahap-tahap yaitu pencarian (Search), tahap pemecahan masalah (Solve), tahap bagaimana memperoleh hasil dan kesimpulan (Create), tahap menampilkan atau presentase (Share). Keunggulan model pembelajaran ini adalah meningkatkan kemampuan 2 bertanya siswa, memperbaiki interaksi antar siswa, meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap cara belajar siswa. Berdasarkan kutipan tersebut, model pembelajaran Search Solve Create Share (SSCS) merupakan model pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif dalam setiap tahapnya dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang pada akhirnya akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Adapun langkah - langkah model pembelajaran Search Solve Create Share (SSCS) Menurut Pizzini, Abel dan Shepardason dalam Zainul Mustofa (2015: 36) akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Fase Search a. Memahami soal atau kondisi yang diberikan kepadasiswa,yang berupa apa yang diketahui, apa yang tidak diketahui, dan apa yang ditanyakan b. Melakukan observasi terhadap kondisi tersebut c. Mebuat pertanyaan-pertanyaan kecil d. Menganalisis informasi yangadasehingga terbentuk sekumpulan ide 2. Fase Solve a. Menghasilkan dan melaksanakan rencana untuk mencari solusi b. Mengembangkan pemikiran dan keterampilan kreatif. c. Membentuk hipotesis yang ada dalam hal ini beberapa dugaan jawaban d. Memilih metode untuk memecahkan masalah e. Mengumpulkan data dan menganalisis 3. Fase Create a. Menciptakan produk dan beberapa solusi masalah berdasarkan dugaan yang telah dipilih pada fase sebelumnya b. Menguji dugaan yang dibuat apakah benar atau salah c. Menampilkan hasil yang sekreatif mungkin dan jka perlu siswa dapat menggunakan grafik, poster atau model 4. Fase Share a. Berkomunikasi dengan guru,teman sekelompok dan kelompok lain atas temuan solusi masalah. Siswa menggunakan media rekaman, video, poster dan laporan b. Mengartikulasikan pemikiran mereka, menerima umpan balik. 3 Penelitian yang dilakukan relevan dengan penelitian Elvira Idaman (2012) dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Search Solve Create Share (SSCS) Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas VIII MTS Darel Hikmah Pekanbaru”. Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah terdapat pengaruh model pembelajaran Search Solve Create Share (SSCS) terhadap kemampuan pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa dengan penerapan model pembelajaran Search Solve Create Share (SSCS) Lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa tanpa menggunakan model pembelajaran Search Solve Create Share (SSCS) pada siswa kelas XI SMAN 1 Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan”. METODE PENELITIAN Sesuai dengan masalah dan hipotesis yang diajukan, maka jenis penelitian ini adalah eksperimen. Adapun rancangan penelitian yang digunakan adalah random terhadap subjek. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMAN 1 Lengayang Tahun Pelajaran 2018/2019, yang terpilih adalah kelas XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen sedangkan kelas XI IPA 3 sebagai kelas kontrol. Prosedur penelitian dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir, dengan reabilitas soal digunakan rumus alpha yang dikemukakan oleh Arikunto (2010:109) hasi perhitungan diperoleh = 0,713 dan = 0,334, karena r11 > rt dapat disimpulkan bahwa soal dinyatakan reliabel. Instrumen dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar. Untuk memperoleh data tentang hasil belajar matematika siswa maka digunakan tes dalam bentuk essai sejumlah 6 butir soal. Sebrelumnya soal tes akhir diujicobakan dikelas XI IPA 1 SMAN 1 Lengayang. Teknik analisis data dalam pengujian hipotrsis menggunakan uji 4 Mann- Whitney (Santoso, 2010:121). HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian dilakukan dari tanggal 12-28 Juli 2018 diperoleh data mengenai hasil belajar matematika siswa melalui tes akhir yang diberikan pada kelas sampel. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 2 : Tabel 2. Hasil Tes Akhir Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Sampel Kelas S Xmaks Xmin Sampel Eksperimen 68,78 15,78 91 35 Kontrol 20,59 20,59 83 0 Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol dan simpangan baku kelas eksperimen lebih kecil dari kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen memiliki keragaman yang kecil, sehingga menyebabkan nilai siswa tersebar tidak terlalu jauh dari rata-rata kelas. Selain itu, dilihat dari nilai maksimun dan minimum yang diperoleh siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Pembelajaran di kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran Search Solve Create Share (SSCS). Pada pelaksanaannya dimulai dengan berdoa bersama siswa serta mengabsen siswa dan mengkondisikan ruangan kelas bersama siswa sebagai wujud kepedulian siswa terhadap lingkungan, menyampaikan tujuan pembelajaran dan penjelasan mengenai langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Search Solve Create Share (SSCS), membagi siswa dalam 6 kelompok dan meminta siswa untuk duduk secara berkelompok yang telah ditentukan serta meminta siswa untuk menyediakan alat-alat, buku yang relavan dengan materi yang akan dibahas. Kemudian pada langkah mengamati siswa diberikan Lembar Kerja SSCS yang berisi permasalahan mengenai materi pembelajaran yang akan diamati,Serta mendengarkan penjelasan materi secara garis besar. Setelah mengamati penjelasan materi, pada langkah menanya siswa diminta memahami soal yang 5 diberikan berupa apa yang diketahui, apa yang tidak diketahui, dan apa yang ditanyakan berdasarkan lembar kerja SSCS-1 dan siswa bertanya kepada guru atau teman kelompok mengenai hal yang kurang dipahami dalam menyelesaiakan soal yang diberikan. Tahap tersebut disebut dengan tahap search. Pada tahap solve, setelah masing-masing kelompok selesai mengamati dan mengidentifikasi permasalahan dalam Lembar Kerja SSCS-1, pada langkah mengumpulkan informasi siswa diminta menghasilkan dan melaksanakan rencana untuk mencari solusi mengenai permasalahan yang terdapat didalam Lembar Kerja SSCS. Siswa memilih cara untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadap, dalam hal ini siswa mengumpulkan sumber lain untuk menyelesaikan permasalahan. Pada tahap create, siswa bersama kelompok menciptakan beberapa solusi dari masalah berdasarkan dugaan yang telah dipilih pada fase sebelumnya, hal ini termasuk pada langkah mengasosiasikan. Contoh lembar kerja SSCS-1 terlihat seperti Gambar 1 berikut. Gambar 1. Lembar Kerja SSCS-1 pada pertemuan pertama Berdasarkan Gambar 1 terlihat bahwa beberapa siswa sudah mampu menjawab masalah 3 yang berkaitan dengan pola bilangan, siswa dapat menemukan formula pola bilangan dengan cara menjumlahkan bilangan pertama n = 1, menjumlahkan pola bilangan n= 2 sampai n= 10. Selanjutnya pada tahap share, siswa diminta untuk mempresentasikan jawaban yang diperoleh dan menunjuk perwakilan masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, dalam hal ini siswa diminta untuk mengkomunikasikan hasil diskusi kepada siswa lainnya. Kemudian siswa secara bersama 6 untuk menyimpulkan permasalahan yang sudah terpecahkan tadi, dan siswa diberikan pekerjaan rumah. Pertemuan kedua proses pembelajaran hampir terlaksana dengan baik. Siswa sudah mulai mengerti dengan pelaksanaan model Search Solve Create Share (SSCS). Siswa sudah mau berdiskusi secara berkelompok untuk mengerjakan lembar diskusi kerja SSCS-2. Pada tahap pengerjaannya, ada siswa yang meribut karena terlalu bersemangat dalam menyelesaikan masalah 1 dan 2 yang terdapat pada lembar kerja SSCS. Namun, saat siswa yang terpilih untuk tampil ke depan, siswa tersebut masih malu-malu untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Mengatasi hal ini guru memberikan teguran kepada siswa yang meribut saat proses pembelajaran dan memberikan motivasi agar berani tampil ke depan. Pertemuan ketiga proses pembelajaran sudah mulai terlaksana dengan baik. Siswa mulai terbiasa dengan model pembelajaran Search Solve Create Share (SSCS). Siswa sudah mampu untuk mengerjakan langkah-langkah penyelesaiana masalah yang ada pada lembar kerja SSCS-3. Pada saat diskusi dengan kelompoknya, siswa saling bertukar pikiran dengan masing-masing anggota kelompok mengenai masalah yang diselesaikan. Pertemuan empat proses pembelajaran sudah terlaksana dengan baik. Siswa sudah terbiasa dengan model pembelajaran Search Solve Create Share (SSCS). Siswa sudah mampu untuk mengerjakan langkah-langkah berfikir kritis yang ada pada lembar kerja SSCS-1. Pada saat diskusi dengan kelompoknya, siswa saling bertukar pikiran dengan masing-masing anggota kelompok mengenai masalah yang diselesaikan serta kerjasama siswa terlihat bagus. Selain itu dari setiap kelompok sudah ada yang bisa memberikan gagasan lain yang berkaitan materi pembelajaran. Saat persentasi berlangsung banyak siswa yang memberikan tanggapan, baik berupa saran, kritikan, dan lainnya. Penelitian yang telah dilakukan selama empat kali pertemuan dengan menggunakan model pembelajaran Search Solve Create Share (SSCS) ini membuat siswa mampu berfikir 7 kritis dalam menyelesaiakan permasalahan yang terdapat pada lembar kerja SSCS. Selain mampu berfikir kritis siswa dapat berdiskusi dengan baik pada saat mengerjakan lembar kerja SSCS. Berdasarkan hasil tes akhir siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh hasil sebagai berikut : Bentuk lembar jawaban tes akhir siswa yang berkemampuan tinggi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol . Gambar 2. Lembar Jawaban Siswa Kelas Eksperimen Kemampuan Tinggi Berdasarkan Gambar 2 untuk soal no 2 dengan indikator membuktikan formula ketidaksamaan bilangan dengan prinsip induksi matematika siswa yang berkemampuan tinggi pada kelas eksperimen sudah menjawab dengan benar. Siswa sudah menggunakan prinsip induksi matematika pada soal nomor 5 dan sudah benar tiap langkah untuk membuktikan bentuk dari , untuk setiap n bilangan asli. Gambar 3. Lembar Jawaban Siswa Kelas Kontrol Kemampuan Tinggi Berdasarkan Gambar 3 untuk soal no 3 dengan indikator membuktikan formula ketidaksamaan bilangan dengan prinsip induksi matematika siswa kemampuan tinggi pada kelas kontrol juga menjawab dengan benar. Siswa sudah menggunakan prinsip induksi matematika pada soal nomor 5 dan sudah benar tiap langkah untuk membuktikan bentuk dari , untuk setiap n bilangan asli. 8 KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran Search Solve Create Share (SSCS) lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa tanpa menggunakan model pembelajaran Search Solve Create Share (SSCS) pada siswa kelas XI SMAN 1 Lengayang. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimin. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta Idaman, Elvira. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Search Solve Create Share (SSCS) terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas VIII MTS Darel Hikmah Pekanbaru. Pekanbaru: Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Pekanbaru Mustofa, Zainul. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran SSCS (Search, Solve, Create, and Share) dengan Strategi Mind Mapping terhadap Penguasaan Konsep Fisika Pokok Bahasan Teori Kinetik Gas Siswa. Universitas Negri Malang. Tidak diterbitkan. Risnawati. 2008. Strategi Pembelajaran Matematika. PekanBaru: Suska Press Singgih, Santoso. 2001. Statistik Nonparametrik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo 9

Senin, 16 September 2013

ARITMETIKA SOSIAL

“Aritmetika” merupakan bagian dari matematika yang disebut ilmu hitung. Kata “sosial” dapat diartikan sebagai hal-hal yang berkenaan dengan masyarakat. Jadi, aritmetika sosial dapat diartikan sebagai bagian dari matematika yang membahas perhitungan-perhitungan yang digunakan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Menghitung Nilai Keseluruhan, Nilai Per Unit, dan Nilai Sebagian Untuk menghitung Nilai Keseluruhan, Nilai Per Unit, dan Nilai Sebagian dapat kita gunakan rumus berikut ini : Contoh : Seorang pedagang buah membeli 12 buah durian. Ia membayar dengan 3 lembar uang seratus ribuan dan mendapat uang kembalian sebesar Rp. 30.000,00. Tentukan harga pembelian seluruhnya. Tentukan harga pembelian tiap buah. Jika pedagang tersebut hanya membeli 8 buah durian, berapakah ia harus membayar ? Penyelesaian : Harga pembelian = 3 × Rp 100.000,00 – Rp 30.000,00 = Rp 300.000 – Rp 30.000 = Rp 270.000 Jadi, harga pembelian seluruhnya adalah Rp 270.000,00 Harga durian per buah = (Rp 270.000)/12 = Rp 22.500 Jadi, harga tiap buah durian itu adalah Rp 22.500,00 Harga 8 buah = 8 × Rp 22.500 = Rp. 180.000 Jadi, harga 8 buah durian itu adalah Rp. 180.000,00 Pengertian Harga Pembelian, Harga Penjualan, Untung, dan Rugi Harga pembelian adalah nilai uang dari suatu barang yang dibeli Harga penjualan adalah nilai uang dari suatu barang yang dijual Jika Harga Penjualan > Harga Pembelian □(⇒┬ ) disebut Untung (Laba) Jika Harga Penjualan < Harga Pembelian □(⇒┬ ) disebut Rugi Beberapa istilah yang perlu diketahui, yaitu: Harga Pembelian (HB) Untung (U) Harga Penjualan (HJ) Rugi (R) Contoh : Seorang pedagang membeli 10 topi dengan harga Rp 23.500,00. Topi tersebut dijual lagi dengan harga Rp 2.500,00 per buah. Untung atau rugikah pedagang tersebut? Berapa rupiahkah untung dan ruginya? Penyelesaian : Diketahui : harga pembelian = Rp 23. 500,00 harga yang dijual lagi = Rp. 2.500,00 Harga penjualan = 10 × 2.500 = Rp 25.000,00 Harga penjualan > Harga Pembelian Rp 23. 500,00 > Rp 25.000,00 , maka pedagang tersebut memperoleh untung Untung = harga penjualan – harga pembelian = Rp 25.000 – Rp 23. 500 = Rp 1.500 Jadi, pedagang tersebut memperoleh untung sebesar Rp 1.500,00 Persentase Untung atau Rugi Contoh : Seorang pedagang buah membeli 2 lusin buku tulis dengan harga Rp 28.200. Buku tulis tersebut dijual kembali dengan harga Rp 1.500,00 per buah. Tentukan persentase untung/ruginya? Jawab : 2 lusin buku tulis = 2 × 12 = 24 buah buku Harga beli = Rp 28.200 Harga jual = 24 × Rp 1.500 = Rp 36. 000 Besar keuntungan = harga jual – harga beli = Rp 36. 000 – Rp 28.200 = Rp 7.800,00 % Untung = Untung/(harga pembelian) × 100% = (Rp 7.800)/(Rp 28.200) × 100% = 27,7 % Jadi, pedagang tersebut memperoleh keuntungan 27,7 % Bruto, Tara, dan Neto, dan Diskon Bruto adalah berat kotor atau berat isi berikut bungkusnya. Neto adalah berat bersih atau berat isi saja tanpa bungkusnya Tara adalah selisih antara neto dan bruto Rabat ( Diskon) adalah potongan harga Contoh : Pak Iskandar membeli dua karung buah mangga. Setiap karung beratnya 30 kg. Jika taranya 2 %, berapa kg netonya? Jawab : Bruto = 2 × 30 kg = 60 kg Tara = 2 % × 60 kg = 1,2 kg Neto = Bruto – Tara = 60 kg – 1,2 kg = 58,8 kg Jadi, neto dari mangga pak Iskandar adalah 58,8 kg. Seorang membeli baju di Toko Anugrah seharga Rp 85.000,00. Toko tersebut memberikan diskon 20 % untuk setiap pembelian. Berapakah uang yang harus yang ia bayar? Penyelesaian : Diket : Harga Pembelian/Harga kotor = Rp 85.000Harga Diskon = 20 % Ditanya : Harga Bersih/ Uang yang harus dibayar? Jawab Diskon 20 % = 20/100× Rp 85.000 = Rp 17.000 Uang yang harus dibayar = Rp 85.000– Rp 17.000 = Rp 68.000 Jadi, Uang yang harus dibayarkan sebesar Rp 68.000,00. Bunga Tunggal dan pajak Bunga Tunggal Bunga adalah jasa berupa uang yang diberikan oleh pihak peminjam kepada pihak yang meminjamkan modal atas persetujuan bersama. Atau Bunga diartikan sebagai jasa berupa uang yang diberikan oleh pihak bank kepada pihak yang menabung atas persetujuan bersama. Bunga ada 2 yaitu : Bunga Tunggal yaitu yang mendapat bunga hanya modalnya saja, sedangkan bunganya tidak berbunga lagi. Bunga majemuk adalah apabila modal dan bunganya berbunga lagi. Bunga bank biasanya dihitung dalam persen dengan kurun waktu 1 tahun. Contoh : Nisa menabung di bank sebesar Rp. 5.000.000,00 dengan suku bunga 2,5 % pertahun. Hitunglah : Besar bunga selama 9 bulan Besar tabungan setelah 9 bulan Jawab : Bunga 9 bulan = n/12 × persen bunga× modal = 9/12 × 2,5/100× 5.000.000 = 9/12 ×125.000 = 93.750 Jadi, besar bunga selama 9 bulan adalah Rp 93.750,00 Besar tabungan setelah 9 bulan = Rp. 5.000.000 + Rp 93.750 = Rp 5.093.000 Jadi, besar tabungan nisa setelah 9 bulan adalah Rp 5.093.000,00 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menghitung bunga tunggal : Uang yang dipinjamkan disebut modal dan disimbolkan M. Uang tambahan yang dibayarkan untuk penggunaan yang lainnya (modal) disebut bunga dan disimbolkan dengan b. Rumusan diatas bila dihubungkan dengan modal baru (M_n) diperoleh Contoh : Hitunglah bunga tunggal pada modal awal Rp 1.600.000 dengan suku bunga 7 1/2% pertahun untuk 2 tahun 4 bulan. Serta hitung modal barunya Jawab : M = Rp 1.600.000, b = 7 1/2=15/2, dan n=24/12=21/3= 7/3 tahun BT=(M × b ×n)/100 BT=(1.600.000 × 15/2 × 7/3)/100=1.600.000 × 15/2 × 7/3×1/100=280.000 Jadi, bunga tunggal adalah Rp 280.000,00 Untuk menghitung modal barunya adalah : M_n = M + BT = Rp 1.600.000 + Rp 280.000,00 = Rp 1.880.000,00 Jadi, modal baru adalah Rp 1.880.000,00 Pajak Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapat balas jasa secara langsung. Pajak Penghasilan (PPh) Pada umumnya, pegawai negri atau pegawai tetap pada perusahaan swasta dikenakan pajak atas penghasilan yang disebut PPh. Contoh : Pak Mudin memperoleh gaji sebesar Rp 4.550.00,00 sertiap bulannya. Jika besar pajak penghasilan 3 %, berapa gaji yang diterima Pak Mudin? Jawab : Besar PPh = 3/100 × Rp 4.550.00,00 = Rp 136.500,00 Gaji yang diterima = Rp 4.550.00,00- Rp 136.500,00 = Rp 4.413.500,00 Jadi, besar gaji yang diterima Pak Mudin adalah Rp 4.413.500,00 Pajak Pertambahan Nilai (PPN) PPN dikenakan kepada barang-barang yang dibeli konsumen. Contoh : Ina membeli sebuah kaos dengan harga Rp 85.000,00 dan dikenakan pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 5 %. Berapa harga yang harus dibayar ina? Jawab : Harga Kaos = Rp 85.000,00 PPN = 5 % x Rp 85.000,00 = Rp 4.250,00 Harga setelah PPN = Rp 85.000,00 - Rp 4.250,00 = Rp 89.250,00 Jadi, harga yang harus dibayar ina adalah Rp Rp 89.250,00 arr

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH SOLVE CREATE SHARE (SSCS) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMAN 1 LENGAYANG KA...